Memainkan Tiga Akord Pertama - Dari triad,
Anda beranjak ke akord. Akord memang didasarkan pada triad tapi akord bisa
punya lebih dari tiga not yang disusun dan dibunyikan secara vertikal, dari
senar paling rendah sampai dengan senar paling tinggi, sejauh kedua-duanya
dibolehkan untuk dimainkan.
Tiga akord pertama yang akan Anda mainkan merupakan sokoguru, pilar utama,
bangunan harmonik musik Barat. Dalam tangganada diatonik mayor C, ketiga akord
utama itu adalah C, F, dan G. Akord lain yang merupakan perluasan dari G dan
akan Anda pelajari juga adalah G7. Akord-akord dasar yang lain – Dm, Em, Am,
dan Bdim – adalah akord-akord pembantu ketiga akord utama tadii.
Untuk pelajaran progresi akord, not paling bawah dan sekaligus paling rendah
setiap akord utama tadi adalah not bas. Not ini penting karena menentukan
karakter akord. Not bas dari C, F, dan G masing-masing adalah do, fa, dan sol.
Ketiga-tiganya adalah akord-akord mayor. Akord C dan not basnya kedengaran
tenang, stabil, dan bulat. Not fa sebagai not bas akord F mengakibatkan akord
ini kedengaran tidak tenang dan ingin mencapai ketenangan. Caranya? Dengan
bergerak kembali ke C. Akord C ini bisa Anda bayangkan sebagai not pelabuhan,
tempat Anda istirahat, berteduh sesudah suatu perjalanan akordal yang tidak
menenangkan telinga musikalmu. Mirip akord F tapi sedikit lebih menegangkan
dari akord ini adalah akord G dengan sol sebagai not basnya. Seperti F, akord G
pun ingin mencapai ketenangan pada akord C sebagai pelabuhan harmoniknya. Not
bas yang melandasi ketiga akord utama dalam ilmu harmoni Barat ini memberi
warna khusus pada ketiga-tiganya.
Perhatikan susunan not akord C berikut:
Akord utama ini dibentuk oleh lima
urutan not, dengan C pada senar kelima fret ketiga sebagai nada basnya. Nada
ini diulangi setinggi satu oktaf – tidak sebagai nada bas tapi nada yang
menguatkan nada bas – pada senar kedua fret pertama. Not mi (E) pun diulangi
sekali. Angka 1 menunjukkan jari telunjuk, angka 2 jari tengah, dan angka 3
jari manismu.Tekanlah ujung jarimu yang ada bagian dagingnya dengan tegas, pada
posisi lurus, dan dekat pada fret di kanan agar bunyi akord yang Anda mainkan
kedengaran jelas, bersih, tidak pecah.
Akord utama
berikut adalah F. Perhatikanlah susunan not pada diagram akordnya.Palangkanlah bagian ujung jari telunjukmu pada kedua
senar pertama. Bagi pemula,ini membutuhkan grip yang kokoh dan bisa
membutuhkan latihan berkali-kali agar bunyi yang dihasilkan jelas dan bersih.
Ibu jari di belakang papan fret yang ditekan dan pergelangan tangan kirimu yang
digeser sedikit ke atas bawah bisa menolong memperkuat gripmu. Lalu,
tempatkanlah jari kedua dan ketiga sesuai petunjuk pada diagram akord F.
Akord G boleh dikatakan adalah akord F yang
dinaikkan tiga fret. Posisi jarimu sama tapi sekarang mulai pada fret ketiga
papan fret gitarmu.
Singkatan 3 fr. berarti the 3rd fret, suatu istilah bahasa Inggris
yang berarti fret ke-3. Latihlah gripmu sampai Anda menghasilkan bunyi yang
bersih; setiap senar yang dimainkan kedengaran jelas dan selaras.
Nanti kalau Anda sudah mahir
dengan grip akord F dan G model ini, Anda akan diperkenalkan dalam suatu
pelajaran mendatang tentang grip akord F dan G lengkap karena memakai keenam
senar gitarmu. Untuk sementara dan demi kemudahan iringanmu pada tahap awal,
model grip tadi memadai.
Menguasai ketiga akord utama tadi melalui latihanmu adalah suatu awal yang
baik. Tapi suatu akord baru bermakna dalam iringanmu kalau ia dimainkan dalam
hubungan dengan akord lain yang mengikuti dan mendahuluinya berdasarkan aturan
tertentu. Tanpa hubungan macam ini, suatu akord tunggal bisa berarti apa saja,
bahkan tanpa makna. Karena itu, ketiga akord utama tadi bermakna ketika Anda
memainkannnya menurut urutan-urutan tertentu.
Sebelum urutan itu Anda latih tahap demi tahap, latihlah lebih dahulu ketiga
akord tadi dengan memakai suatu teknik notasi khusus untuk irama gitar yang
disebut notasi ritmik. Kecuali untuk not terakhir, notasi ini memakai
empat pukulan yang sama dengan empat ketukan dalam satu birama, semuanya
memakai teknik iringan gitar yang sudah disinggung pada suatu pelajaran
sebelumnya: down-strum. Not pada birama terakhir dihitung selama empat
ketukan tapi dimainkan sekali saja pada gitarmu.
Selanjutnya, notasi ritmik ini diawali dan diakhiri garis ganda bertitik dua.
Dua garis ganda bertitik dua yang mengapit satu birama atau lebih berarti Anda
harus mengulangi latihan iringanmu – dan tentu nyanyian atau lagu yang memakai
tanda ulang ini – sekali lagi.
Anda bisa melakukan
latihan lebih dari dua kali kalau Anda belum menguasai grip akord dan ketukan
dengan baik. Sebagai pemula, Anda lebih mudah mernguasai suatu latihan bermain
gitar kalau tempo lagu diperlambat. Nanti sesudah mahir, Anda bisa menaikkan
temponya sesuai kemahiranmu.Model akord G pada birama keempat bisa Anda
variasikan dengan model akord G yang lain.
Akord
Tonika, Dominan, dan Subdominan
Setiap tangganada diatonik mayor dalam ilmu musik Barat punya suatu nada pusat.
Nada itu menjadi semacam pelabuhan yang tenang, tempat kapal musikal mulai
berlayar mengarungi laut musikal yang tenang, agak tidak tenang, tidak tenang
tapi selalu kembali ke pelabuhan asalnya yang tenang. Nada pusat yang
dibayangkan sebagai pelabuhan pusat itu disebut tonika – beda artinya
dengan Tonikum, sejenis minuman untuk kesehatan. Dalam tangganada mayor,
tonika lazimnya adalah not pertama (dan perulangannya pada satu oktaf) dari
suatu tangganada.
Dalam tangganada diatonik mayor C, not do atau C adalah tonika. Akord yang
dibentuk berdasarkan tonika disebut akord tonika: akord C mayor. Not-not lain yang
bisa menggantikan not do atau C sebagai tonika adalah mi (E) dan sol (G).
Dengan demikian, suatu lagu bisa dimulai dengan C, E atau G lalu berakhir
dengan salah satu dari ketiga not ini: C, E, atau G. Nada dasar adalah istilah
lain untuk tonika.
Tonika bersifat tenang, stabil, dan bulat. Karena sifatnya, ia dipakai untuk
menutup sebagian atau suatu lagu mayor. Akord tonika yang berkembang dari not
ini, karena itu, dipakai untuk menutup lagu.
Soko guru kedua dari konstruksi harmonik Barat disebut akord dominan. Dalam
tangganada mayor C, not paling bawah akord ini adalah not kelima dari not
pertama, yaitu not sol (G). Akord G yang dikembangkan dari not ini disebut
akord dominan.
Akord dominan bersifat tidak tenang. Ketegangan bunyi musikal yang ditimbulkan
kombinasi notnya menghendaki ketenangan. Ketenangan itu diperoleh kalau akord
dominan kembali ke akord tonika.
Soko guru ketiga dari ilmu harmoni Barat disebut akord subdominan, secara
harfiah berarti akord yang berada “di bawah dominan”. Dalam tangganada diatonik
mayor C, ia adalah not keempat, yaitu fa (F), dihitung dari not pertama
tangganada ini. Karena itu, ia memang dibayangkan sebagai berada di bawah not
dominan. Dengan kata lain, not subdominan mendahului not dominan.
Seperti akord dominan, akord subdominan pun bersifat tegang meski tidak
setegang akord dominan. Akord subdominan karena itu ingin kembali ke akord
tonika supaya bisa mencapai ketenangannya di sana. Akord subdominan dipakai
sebagai variasi terhadap akord tonika dan mendahului akord dominan.
cukup sekian postingan dari saya, semoga mudah di mengerti dan selamat mencoba...:)
Judul : Memainkan Tiga Akord pertama (Akord Tonika, Dominan, dan Subdominan)
Deskripsi : Memainkan Tiga Akord Pertama - Dari triad, Anda beranjak ke akord. Akord memang didasarkan pada triad tapi akord bisa punya lebih dari ...