Pages

Sabtu, 07 Desember 2013

Memainkan Tiga Akord pertama (Akord Tonika, Dominan, dan Subdominan)


Memainkan Tiga Akord Pertama - Dari triad, Anda beranjak ke akord. Akord memang didasarkan pada triad tapi akord bisa punya lebih dari tiga not yang disusun dan dibunyikan secara vertikal, dari senar paling rendah sampai dengan senar paling tinggi, sejauh kedua-duanya dibolehkan untuk dimainkan.

Tiga akord pertama yang akan Anda mainkan merupakan sokoguru, pilar utama, bangunan harmonik musik Barat. Dalam tangganada diatonik mayor C, ketiga akord utama itu adalah C, F, dan G. Akord lain yang merupakan perluasan dari G dan akan Anda pelajari juga adalah G7. Akord-akord dasar yang lain – Dm, Em, Am, dan Bdim – adalah akord-akord pembantu ketiga akord utama tadii.

Untuk pelajaran progresi akord, not paling bawah dan sekaligus paling rendah setiap akord utama tadi adalah not bas. Not ini penting karena menentukan karakter akord. Not bas dari C, F, dan G masing-masing adalah do, fa, dan sol. Ketiga-tiganya adalah akord-akord mayor. Akord C dan not basnya kedengaran tenang, stabil, dan bulat. Not fa sebagai not bas akord F mengakibatkan akord ini kedengaran tidak tenang dan ingin mencapai ketenangan. Caranya? Dengan bergerak kembali ke C. Akord C ini bisa Anda bayangkan sebagai not pelabuhan, tempat Anda istirahat, berteduh sesudah suatu perjalanan akordal yang tidak menenangkan telinga musikalmu. Mirip akord F tapi sedikit lebih menegangkan dari akord ini adalah akord G dengan sol sebagai not basnya. Seperti F, akord G pun ingin mencapai ketenangan pada akord C sebagai pelabuhan harmoniknya. Not bas yang melandasi ketiga akord utama dalam ilmu harmoni Barat ini memberi warna khusus pada ketiga-tiganya.
Perhatikan susunan not akord C berikut:

            Akord utama ini dibentuk oleh lima urutan not, dengan C pada senar kelima fret ketiga sebagai nada basnya. Nada ini diulangi setinggi satu oktaf – tidak sebagai nada bas tapi nada yang menguatkan nada bas – pada senar kedua fret pertama. Not mi (E) pun diulangi sekali. Angka 1 menunjukkan jari telunjuk, angka 2 jari tengah, dan angka 3 jari manismu.Tekanlah ujung jarimu yang ada bagian dagingnya dengan tegas, pada posisi lurus, dan dekat pada fret di kanan agar bunyi akord yang Anda mainkan kedengaran jelas, bersih, tidak pecah.
           


 

                                                                                                                                    Akord utama berikut adalah F. Perhatikanlah susunan not pada diagram akordnya.Palangkanlah bagian ujung jari telunjukmu pada kedua senar pertama. Bagi pemula,ini membutuhkan grip yang kokoh dan bisa membutuhkan latihan berkali-kali agar bunyi yang dihasilkan jelas dan bersih. Ibu jari di belakang papan fret yang ditekan dan pergelangan tangan kirimu yang digeser sedikit ke atas bawah bisa menolong memperkuat gripmu. Lalu, tempatkanlah jari kedua dan ketiga sesuai petunjuk pada diagram akord F.



          Akord G boleh dikatakan adalah akord F yang dinaikkan tiga fret. Posisi jarimu sama tapi sekarang mulai pada fret ketiga papan fret gitarmu.
Singkatan 3 fr. berarti the 3rd fret, suatu istilah bahasa Inggris yang berarti fret ke-3. Latihlah gripmu sampai Anda menghasilkan bunyi yang bersih; setiap senar yang dimainkan kedengaran jelas dan selaras.
           Nanti kalau Anda sudah mahir dengan grip akord F dan G model ini, Anda akan diperkenalkan dalam suatu pelajaran mendatang tentang grip akord F dan G lengkap karena memakai keenam senar gitarmu. Untuk sementara dan demi kemudahan iringanmu pada tahap awal, model grip tadi memadai.

           
           Menguasai ketiga akord utama tadi melalui latihanmu adalah suatu awal yang baik. Tapi suatu akord baru bermakna dalam iringanmu kalau ia dimainkan dalam hubungan dengan akord lain yang mengikuti dan mendahuluinya berdasarkan aturan tertentu. Tanpa hubungan macam ini, suatu akord tunggal bisa berarti apa saja, bahkan tanpa makna. Karena itu, ketiga akord utama tadi bermakna ketika Anda memainkannnya menurut urutan-urutan tertentu.

Sebelum urutan itu Anda latih tahap demi tahap, latihlah lebih dahulu ketiga akord tadi dengan memakai suatu teknik notasi khusus untuk irama gitar yang disebut notasi ritmik. Kecuali untuk not terakhir, notasi ini memakai empat pukulan yang sama dengan empat ketukan dalam satu birama, semuanya memakai teknik iringan gitar yang sudah disinggung pada suatu pelajaran sebelumnya: down-strum. Not pada birama terakhir dihitung selama empat ketukan tapi dimainkan sekali saja pada gitarmu.

Selanjutnya, notasi ritmik ini diawali dan diakhiri garis ganda bertitik dua. Dua garis ganda bertitik dua yang mengapit satu birama atau lebih berarti Anda harus mengulangi latihan iringanmu – dan tentu nyanyian atau lagu yang memakai tanda ulang ini – sekali lagi.


Anda bisa melakukan latihan lebih dari dua kali kalau Anda belum menguasai grip akord dan ketukan dengan baik. Sebagai pemula, Anda lebih mudah mernguasai suatu latihan bermain gitar kalau tempo lagu diperlambat. Nanti sesudah mahir, Anda bisa menaikkan temponya sesuai kemahiranmu.Model akord G pada birama keempat bisa Anda variasikan dengan model akord G yang lain.

Akord Tonika, Dominan, dan Subdominan

Setiap tangganada diatonik mayor dalam ilmu musik Barat punya suatu nada pusat. Nada itu menjadi semacam pelabuhan yang tenang, tempat kapal musikal mulai berlayar mengarungi laut musikal yang tenang, agak tidak tenang, tidak tenang tapi selalu kembali ke pelabuhan asalnya yang tenang. Nada pusat yang dibayangkan sebagai pelabuhan pusat itu disebut tonika – beda artinya dengan Tonikum, sejenis minuman untuk kesehatan. Dalam tangganada mayor, tonika lazimnya adalah not pertama (dan perulangannya pada satu oktaf) dari suatu tangganada.

Dalam tangganada diatonik mayor C, not do atau C adalah tonika. Akord yang dibentuk berdasarkan tonika disebut akord tonika: akord C mayor. Not-not lain yang bisa menggantikan not do atau C sebagai tonika adalah mi (E) dan sol (G). Dengan demikian, suatu lagu bisa dimulai dengan C, E atau G lalu berakhir dengan salah satu dari ketiga not ini: C, E, atau G. Nada dasar adalah istilah lain untuk tonika.

Tonika bersifat tenang, stabil, dan bulat. Karena sifatnya, ia dipakai untuk menutup sebagian atau suatu lagu mayor. Akord tonika yang berkembang dari not ini, karena itu, dipakai untuk menutup lagu.

Soko guru kedua dari konstruksi harmonik Barat disebut akord dominan. Dalam tangganada mayor C, not paling bawah akord ini adalah not kelima dari not pertama, yaitu not sol (G). Akord G yang dikembangkan dari not ini disebut akord dominan.

Akord dominan bersifat tidak tenang. Ketegangan bunyi musikal yang ditimbulkan kombinasi notnya menghendaki ketenangan. Ketenangan itu diperoleh kalau akord dominan kembali ke akord tonika.

Soko guru ketiga dari ilmu harmoni Barat disebut akord subdominan, secara harfiah berarti akord yang berada “di bawah dominan”. Dalam tangganada diatonik mayor C, ia adalah not keempat, yaitu fa (F), dihitung dari not pertama tangganada ini. Karena itu, ia memang dibayangkan sebagai berada di bawah not dominan. Dengan kata lain, not subdominan mendahului not dominan.

Seperti akord dominan, akord subdominan pun bersifat tegang meski tidak setegang akord dominan. Akord subdominan karena itu ingin kembali ke akord tonika supaya bisa mencapai ketenangannya di sana. Akord subdominan dipakai sebagai variasi terhadap akord tonika dan mendahului akord dominan.

            cuku
p sekian postingan dari saya, semoga mudah di mengerti dan selamat mencoba...:)

2 komentar:

  1. mantapp.. tp ndk paham musik wkwkwkwk salam kenal gan..

    BalasHapus
  2. hahhahaha yg pasti anda penikmat musik itu...heheh

    BalasHapus