• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Daeng_Music

Berbagi pengetahuan tentang Musik.

  • Beranda
  • Sepakbola
    • Liga Inggris
    • Liga Spanyol
    • Liga Italia
    • Liga Indonesia
  • Tekno
    • Gadget
    • Internet
  • Entertainment
  • Trik dan Tips
  • Unik dan Menarik
  • Blogging
Home » Teori Musik » Ukuran Frekuensi tiap Nada

Ukuran Frekuensi tiap Nada



Frekuensi tiap nada - Kepekaan manusia merasakan harmoni nada-nada dalam alunan musik, sungguh merupakankeunggulan cita rasa manusia atas akalnya. Ketika dalam sebuah komposisi musik anda mendengar sebuah suara yang dissonance (kita sering menyebutnya sebagai “fales”), anda dengan sendirinya akan merasakan sebuah rasa tidak nyaman. Hal ini terjadi karena manusia(yang peka nada) dapat menangkap tegangan frekuensi antar nada. Nada-nada yang harmonissecara matematis memiliki keteraturan numeral yang sungguh mengagumkan.
Ambil contoh sebuah akor C mayor Akor C mayor sesungguhnya adalah gabungan dari beberapa nada yang dibunyikan secara bersama danterdengar harmonis. Nada-nada tersebut adalah: nada C, nada E, dan nada G Nah disinilah pertanyaannya:“Mengapa nada C, nada E, dan nada G akan terdengar harmonis jika dibunyikan secara bersamaan?”
            Ini dia jawaban matematisnya:Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Pak Dhe Phytagoras (560-475 SM) melakukan sebuah percobaandengan menggunakan sebuah senar.Sebuah senar dengan panjang tertentu, jika digetarkan angan menghasilkan sebuah nada dengan frekuensitertentu. Pak Dhe Phyt menyebutnya sebagai nada dasar (katakanlah nada itu adalah nada C).Kemudian panjang senar dibagi menjadi 2. Ternyata menghasilkan nada C (satu oktaf di atas C dasar).Kemudian panjang senar dibagi menjadi 3. Ternyata menghasilkan nada G (di atas C oktaf tadi).Kemudian panjang senar dibagi menjadi 4. Ternyata menghasilkan nada C (dua oktaf di atas C dasar).Kemudian panjang senar dibagi menjadi 5. Ternyata menghasilkan nada E (dua oktaf di atas C dasar).Masih ingat nada penyusun akor C mayor tadi?Ya… C – E – G Nada tersebut adalah hasil dari pembagian angka ganjil (3 dan 5).Sementara pembagian dengan angka genap (2 dan 4) menghasil nada yang sama hanya saja lebih tinggi.Kemudian ketika frekuensi nada-nada tersebut diukur maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Nada C
memiliki frekuensi 264 Hz
Nada D
memiliki frekuensi 297 Hz
Nada E
memiliki frekuensi 330 Hz
Nada F
memiliki frekuensi 352 Hz
Nada G
memiliki frekuensi 396 Hz
Nada A
memiliki frekuensi 440 Hz
Nada B
memiliki frekuensi 495 Hz
Nada C’ oktav
memiliki frekuensi 528 Hz
Sekali lagi…Masih ingat nada penyusun akor C mayor tadi?Ya… C – E – G
 
Frekuensinya adalah 264 Hz – 330 Hz – 396 HzMasing-masing dipisahkan dengan angka 66Dalam skala perbandingan nada C : E : G adalah 24 : 30 : 36ketiganya merupakan kelipatan 6Sementara nada yang sama namun lebih tinggi, memiliki frekuensi dua kali lipat. Nada C= 264 HzDan nada C oktaf= 528 Hz



Nada C memiliki frekuensi 264 Hz

Nada D memiliki frekuensi 297 Hz

Nada E memiliki frekuensi 330 Hz

Nada F memiliki frekuensi 352 Hz

Nada G memiliki frekuensi 396 Hz

Nada A memiliki frekuensi 440 Hz

Nada B memiliki frekuensi 495 Hz

Nada C memiliki frekuensi 528 Hz

Sekian postingan dari saya semoga bisa menjadi manfaat yang besar...:)
Ditulis oleh Cupliks, Sabtu, 14 Desember 2013 - Rating: 4.5
Judul : Ukuran Frekuensi tiap Nada
Deskripsi : Frekuensi tia p nada - Kepekaan manusia merasakan harmoni nada-nada dalam alunan musik, sungguh merupakankeunggulan cita rasa manusia ...

Bagikan ke

Facebook Google+ Twitter

9 komentar untuk "Ukuran Frekuensi tiap Nada"

  1. Unknown13 April 2015 pukul 19.07

    Kenapa nada A itu 440 hz , coba dijelaskan. Mohon dijawab yaa :)
    Terimakasih ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unknown28 Oktober 2018 pukul 04.39

      benar jawaban dari SRm bahwa bukan kenapa A itu 440hz, tapi 440hz dinamakan A. hal itu sudah menjadi ketetapan orang yang menciptakan teori tersebut dan teori tersebut telah disepakati oleh semuanya.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Unknown26 Mei 2020 pukul 02.53

      Itu sudah kesepakatan gan untuk menyamakan skala, tepatnya kapan itu kesepakatan itu gw lupa, pokoknya awal tahun 1900an sebelum perang dunia pertama. Alasannya dipilihnya frekwensi nada A 440hz yakni karena steman di frekwensi itu bisa terdengar jelas untuk musik orkestra (waktu itu lagi boomingnya musik orkestra). Namun kesepakatan tersebut dibantah oleh musisi Perancis karena mereka sudah terbiasa dg tuning frekwensi A 432Hz selama bertahun-tahun. Selain itu para musisi Perancis ini beranggapan dg tuning frekwensi A 432Hz bisa memberikan efek yg lebih menentramkan hati. Secara fisika, frekwensi 440Hz ini ketika diberikan ke air akan menciptakan pola yg indah dan beraturan, hal sebaliknya terjadi pada frekwensi 440Hz. Alasan kedua dg tuning frekwensi A 432Hz para vokalis merasa lebih nyaman dr pd A 440Hz yg lebih menyakiti pita suara mereka. Hal yg wajar karena frekwensi yg lebih rendah energi yg dibutuhkan lebih sedikit untuk bernyanyi. Namun dibalik itu semua mencuat sebuah konspirasi, di periode yg sama partai Nazi Jerman menggunakan angka 432 sebagi propaganda. Inilah pro dan kontra angka 432 yang kemudian secara langsung mempengaruhi kesepakatan penentuan frekwensi nada A 432Hz ke 440Hz.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    3. Balas
  2. SRM22 Juni 2017 pukul 02.39

    Bukan kenapa A itu 440 hz, namun nada yg 440hz itu dinamakan nada A.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  3. BEKASI BERGERAK9 Agustus 2017 pukul 21.52

    Ini dia yang saya cari....

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  4. F&C Frank Ban31 Juli 2018 pukul 05.05

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  5. F&C Frank Ban31 Juli 2018 pukul 05.05

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  6. Unknown9 April 2019 pukul 20.01

    Kenapa nada Bes kok sangat pas banget sebagai standard nada Nem pada gamelan jawa...?

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  7. Unknown30 Juni 2020 pukul 08.38

    Frekuensinya salah semua yang betul tepat cuma A4

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Lihat versi seluler
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.

pengunjung Daeng_Music

Blog Archive

  • ▼  2013 (15)
    • ▼  Desember (15)
      • Sejarah Musik Blues.
      • Dasar - dasar Notasi Balok (Paranada dan Tanda Kunci)
      • Dasar -dasar Notasi Balok ( Bentuk Not, Nilai-nila...
      • Dasar-dasar Notasi Balok (Tanda Birama pada Notasi...
      • Belajar Teknik Picking Gitar
      • Triad
      • Triad Mayor dan Minor
      • Memainkan Tiga Akord pertama (Akord Tonika, Domina...
      • Akord Subdominan
      • Akord Pembantu Lagu Mayor
      • Cara Teknik Picking Gitar
      • Ukuran Frekuensi tiap Nada
      • Tangganada Mayor, Kromatik, dan Minor
      • Cir-Ciri permainan Blues
      • Nada Pembentuk Chord Triad Major

Followers

Pages

  • Beranda
Copyright © 2012 Daeng_Music - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger